Tantangan menyusui dan memberikan ASI secara eksklusif merupakan suatu tantangan bagi para ibu pekerja, oleh karena itu dibutuhkan tekad dan komitment yang kuat agar berhasil memberikan ASI secara eksklusif, minimal selama 6 bulan pertama.
berawal dari pertanyaan seorang ibu yang di ajukan kepada konselor AIMI (Asosisi Ibu Menyusui Indonesia) yang bernama ibu Ulvi. Beliau adalah ibu pekerja meninggalkan bayinya 9 jam/ hari. selama di tinggal sudah dipersiapkan ASI perah. usia bayi ibu ulvi saat ini 3,5 bulan (bernama fachry), tp saat ini tidak mau minum ASIP (Air Susu Ibu Perah). Maunya menyusu langsug ke bundanya. Segala media untuk pemberian ASIP sudah di coba mulai dari Dot, Gelas, Sendok dll tapi belum berhasil, saat di berikan ASIP bayinya selalu menangis menjerit bahkan sampai muntah.
Berawal dari pertanyaan tersebut konselor AIMI memberikan solusi bahwa. Memang dalam pemberian ASI perah (ASIP) kurang disarankan untuk menggunakan botol dan dot, karena salah satu resiko yang ditimbulkan adalah bayi menjadi bingung puting dan produksi ASI ibu bisa berkurang. Ibu Ulvi sungguh bijak karena mencoba untuk memberikan ASIP dengan media lain seperti sendok dan gelas. Apakah ibu pernah juga untuk mencoba menggunakan pipet atau spuit?
Memang ada beberapa bayi yang butuh waktu penyesuaian lebih lama untuk bisa minum ASIP, karena selama ini bayi-bayi tersebut sangat menikmati minum ASI langsung dari payudara ibunya. Hangatnya dekapan sang ibu serta tatapan mesra dan belaian lembut bunda membuat bayi sangat betah untuk menyusu secara langsung.
Kalau boleh saya beri saran, mungkin bisa coba berikan ASIP kepada adik Fachry dengan pipet atau spuit. Kemudian cari mood yang enak, mungkin setelah Fachry bangun tidur, diantara waktu bermain.
Hindari memberikan ASIP saat bayi sedang mengantuk atau sedang lapar. Coba berikan sedikit-sedikit tapi sering. Bisa juga coba sambil digendong, atau pindah ruangan (ganti suasana). Baiknya pengasuh bayi juga tenang dan tidak memaksa untuk meminumkan ASIP…apalagi sampai menuangkan ke dalam mulut bayi. Selain resiko bayi tersedak, ada juga resiko bayi akan trauma untuk minum ASIP.
Terus dicoba secara konsisten ya bu, lama kelamaan bayi akan terbiasa dengan ritme pemberian ASIP. Seandainya adik Fachry kurang optimal minum ASIP saat ditinggal kerja, maka bayi pintar akan mengambil kekurangannya saat bertemu lagi dengan bundanya dan menyusu secara langsung. Jangan lupa untuk secara rutin periksa tumbuh kembang adik Fachry ya bu, termasuk memantau kenaikan berat badannya.
http://health.kompas.com/read/2013/07/10/1031509/Kenapa.Si.Kecil.Tak.Mau.Minum.ASI.Perah.