Studi terbaru menemukan kandungan kimia berbahaya pada Teether selain BPA yang dapat mengganggu tumbuh kembang, saraf, dan sistem kekebalan tubuh bayi.
Teether atau gigitan bayi biasanya digunakan pada bayi yang sedang berada dalam proses tumbuh gigi, untuk mengurangi rasa sakit di gusi bayi. Kebanyakan orangtua membeli teether bayi dengan label BPA-free atau non-toxic.
Tetapi sebuah penelitian terbaru di Amerika Serikat menyatakan bahwa ternyata teether yang sudah berlabel bebas bahan kimia berbahaya belum 100% aman loh, Bun.
Simak penjelasannya lebih lanjut sebagaimana dilansir dari situs cbsnews.com.
Zat Kimia Lainnya Dalam Teether Yang Berbahaya Bagi Bayi
Seorang ilmuwan bernama Kurunthacalam Kannan bersama koleganya meneliti 59 sampel teether berbagai bentuk, padat, gel dan yang diisi air. Mereka menguji sampel tersebut untuk mengetahui potensi terdapatnya bahan kimia endocrine-disrupting (bahan kimia yang mempengaruhi kelenjar endokrin di dalam otak).
Endocrine-disrupting ini bisa mengganggu keseimbangan hormon dan berpotensi menyebabkan gangguan tumbuh kembang, gangguan reproduksi, gangguan pada saraf dan sistem kekebalan tubuh, juga masalah kesehatan lainnya.
“Kami menguji bahan kimia dalam teethers sebagai langkah awal untuk membuka mata kita karena sekarang teether hadir dalam berbagai bentuk dan bahan baku yang berbeda. Teether berbahan gel dan yang berisi air memiliki zat pengawet seperti Paraben yang bisa mengganggu sistem kerja kelenjar endokrin,” ujar Kannan.
Untuk simulasi penggunaan di mulut bayi, para ilmuwan menempatkan berbagai macam gigitan bayi tersebut di dalam air selama satu jam dan menemukan adanya Bishpenol-A serta beberapa jenis pengawet paraben dan antimikroba dalam tingkat yang berbeda-beda.
Termasuk triclosan dan triclocarbon, luruh pada air dari sebagian besar gigitan bayi yang diuji. Bahan-bahan kimia berbahaya tersebut kebanyakan muncul dari produk yang berlabel BPA-free dan non-toxic.
Sebagai seorang ilmuwan sekaligus orangtua, Kannan menyatakan bahwa penemuan ini sangat meresahkan. Tidak seperti mainan yang dipegang oleh anak, teethers masuk ke dalam mulut bayi sehingga paparannya langsung masuk ke tubuh bayi. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan.
Dr. Tara Narula dari CBS News Medical menyatakan bahwa bayi yang terpapar bahan kimia endocrine-disrupting beresiko terkena asma, diabetes, kelainan pada syaraf, obesitas, dan sistem reproduksi yang tidak normal.
Kannan berharap bahwa penemuan ini bisa membantu para pemangku kebijakan untuk membuat hukum yang lebih tegas untuk melindungi bayi dari paparan bahan kimia berbahaya pada teether dan produk bayi lainnya.
Kannan merekomendasikan wafel beku sebagai pengganti teether plastik, meski tidak bisa digunakan berulangkali, tapi wafel lebih aman untuk bayi. Anda juga bisa menggantinya dengan buah atau sayuran seperti wortel rebus atau pisang yang dibekukan.
Sumber : theasianparent.com