Ada situasi tertentu di mana menyusui langsung tidak memungkinkan, dan ibu memilih memberikan ASI perah, ASI donor, atau bahkan susu formula sebagai alternatif. Penting untuk diingat bahwa dalam hierarki memberikan nutrisi kepada bayi, prioritas diberikan pada urutan berikut:

1. Direct Breastfeeding (DBF)

Menyusui langsung dari payudara ibu ke bayi adalah yang terbaik dalam hal memberikan ASI. Ini memungkinkan bayi untuk mendapatkan nutrisi yang tepat dan sekaligus membangun ikatan emosional yang kuat antara ibu dan bayi. Evaluasi posisi dan perlekatan payudara sangat penting untuk memastikan bayi mendapatkan ASI yang cukup dan dengan kualitas terbaik.

2. ASI Perah

ASI perah adalah alternatif yang baik jika ibu tidak dapat menyusui langsung. Ibu memerah ASI menggunakan tangan atau alat bantu pompa ASI untuk menyimpan dan memberikannya kepada bayi. Meskipun tidak seperti menyusui langsung, ASI perah tetap memberikan nutrisi penting dan kualitas yang baik bagi bayi.

3. ASI Donor (Setelah Penyaringan Pendonor)

ASI donor menjadi pilihan berikutnya jika tidak tersedia ASI perah dari ibu sendiri. Penting untuk memastikan ASI donor telah melewati proses skrining yang ketat untuk memastikan keamanan dan kualitas ASI yang diberikan kepada bayi.

4. Susu Formula (Sufor)

Susu formula menjadi pilihan terakhir jika semua opsi di atas tidak dapat dilakukan. Meskipun susu formula mengandung nutrisi yang penting bagi pertumbuhan bayi, namun tidak dapat menyamai manfaat ASI dalam memberikan perlindungan antibodi, enzim, dan nutrisi khusus yang hanya terdapat dalam ASI.

Kesimpulan

Dalam memberikan nutrisi pada bayi, penting untuk mengikuti hierarki tersebut. Meskipun susu formula merupakan alternatif yang dapat memberikan nutrisi, namun prioritas diberikan pada menyusui langsung, ASI perah, dan ASI donor sebelum mempertimbangkan susu formula. Tetaplah membuka diri pada berbagai pilihan, namun tetap memprioritaskan memberikan yang terbaik bagi kesehatan dan pertumbuhan bayi.

Prioritaskan kesehatan si kecil dengan ASI perah yang terjamin kualitasnya. Sewa freezer ASI sekarang dan berikan nutrisi terbaik yang pantas untuknya!

Viral curhatan istri dipaksa berikan ASI pada bayinya, sementara susu formula yang dibeli pakai uang sendiri dibuang oleh suaminya.

Kisah sedih seorang istri dibagikan melalui akun X @convomfs.

Dalam cuitan di akun tersebut, wanita tersebut mengatakan bahwa suaminya membuang susu formula yang dibelinya dengan uangnya sendiri. 

Suaminya melakukan hal itu dengan alasan agar istrinya tidak boros.

 “Sufor anakku di buang bapaknya dan maksa aku ASI biar gak boros padahal dia tw asiku gak kluar sampe putingku lecet doi tau itu,” tulis wanita itu.

Ia merasa sedih dan terpukul karena susu bayinya dibuang oleh suaminya, sementara ia dipaksa menyusui bayinya padahal ia tahu ASInya tidak cukup. 

 Wanita yang diketahui bekerja itu menunjukkan kekesalannya dengan membagikan foto pot  berisi tanah berisi bubuk berwarna putih. 

 Bubuk putih tersebut adalah susu formula yang baru saja dibuang sang suami. 

 Ia menambahkan, dirinya sangat sedih apalagi susu formula tersebut dibeli dengan uang hasil kerjanya sendiri.

“Sedih bgt pdhl belinya pake uang pribadiku krna aku kerja,” sambungnya.

Kejadian di mana susu formula anak dibuang oleh pasangan dan tekanan diberikan kepada ibu agar tetap memberikan ASI tanpa mempertimbangkan kondisi fisiknya, merupakan suatu keadaan yang menimbulkan perasaan sedih dan merasa tidak dihargai. Merasa tidak didukung dan dipahami oleh pasangan dalam keputusannya adalah pengalaman yang mengganggu.

Di sisi lain, perlu juga memahami bahwa menyusui bisa menjadi pengalaman yang menyakitkan secara fisik bagi beberapa ibu. Pengalaman lecet pada puting susu adalah sesuatu yang sering dialami oleh sejumlah ibu. Kondisi ini menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan yang membuat proses memberikan ASI menjadi sulit.

Adanya pemahaman yang lebih luas dan dukungan yang kuat dari lingkungan sekitar, terutama dari pasangan, sangatlah penting. Mendukung keputusan seorang ibu dalam memberikan ASI atau menggunakan susu formula merupakan hal yang krusial. Dukungan ini bisa berupa pengertian terhadap kondisi fisik ibu, berbagi tanggung jawab dalam proses pengasuhan anak, atau mencari solusi bersama untuk menjaga kesehatan bayi tanpa mengorbankan kesejahteraan mental dan fisik ibu.

Penting juga untuk memahami bahwa setiap ibu memiliki pengalaman yang unik dalam memberikan ASI. Kondisi fisik, faktor psikologis, dan lingkungan sekitar adalah beberapa faktor yang mempengaruhi pengalaman ini. Oleh karena itu, perlunya adanya ruang untuk mendiskusikan dan menyampaikan kebutuhan serta kekhawatiran masing-masing pihak dalam mendukung proses memberikan nutrisi terbaik bagi bayi.

Hal ini menyoroti pentingnya dukungan suami dalam proses memberikan ASI. Para suami memiliki peran krusial dalam kelancaran proses memberikan ASI oleh istri. Dukungan yang diberikan suami tidak hanya memberikan motivasi, tetapi juga menciptakan lingkungan yang mendukung secara fisik dan mental bagi istri. Saat ASI tidak keluar dengan lancar, suami dapat memberikan bantuan dengan berbagai cara yang berpengaruh besar.

Salah satu langkah yang dapat diambil adalah membantu istri untuk rileks. Relaksasi dapat membantu meningkatkan produksi ASI karena stres dapat menjadi faktor penghambat. Selain itu, memijat atau mengurusi bayi sejenak dapat memberikan istri kesempatan untuk istirahat, yang sangat penting dalam menjaga kesehatan fisik dan mentalnya.

Penting juga untuk memperhatikan aspek gizi. Suami dapat membantu dengan menyiapkan makanan bergizi untuk istri yang sedang dalam proses memberikan ASI. Nutrisi yang cukup dan seimbang sangatlah penting untuk menjaga kesehatan ibu dan kualitas ASI yang dihasilkan.

Langkah lain yang tidak kalah penting adalah mengajak istri untuk bertemu dengan konselor ASI. Konselor ASI dapat memberikan informasi, dukungan, serta saran yang profesional untuk membantu dalam mengatasi masalah atau kesulitan yang terkait dengan pemberian ASI.

Namun, hal-hal ini sebaiknya dipahami dan disepakati sebelum pasangan tersebut memiliki anak. Persiapan sebelum memiliki anak, termasuk pemahaman akan pentingnya dukungan suami dalam memberikan ASI, merupakan hal yang sangat penting. Persiapan ini bisa mencakup pembicaraan mendalam, mengikuti kelas atau seminar tentang pengasuhan anak dan pemberian ASI, serta mengetahui lebih banyak mengenai peran dan dukungan yang bisa diberikan suami dalam proses ini.

Keberhasilan proses memberikan ASI tidak hanya bergantung pada ibu saja, tetapi juga melibatkan dukungan dan keterlibatan suami. Dukungan yang diberikan suami menjadi fondasi yang kuat untuk kelancaran dan kesuksesan proses memberikan ASI. Ini adalah bentuk tanggung jawab bersama dalam mengasuh dan merawat anak yang seharusnya menjadi komitmen bersama sebelum menjadi orang tua.

Masyarakat juga harus lebih terbuka dalam memahami bahwa peran suami dalam memberikan dukungan bagi istri dalam memberikan ASI adalah krusial. Budaya yang menghargai peran suami dalam pengasuhan anak dan memberikan dukungan pada istri dapat memberikan dampak positif yang besar terhadap kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, dan keluarga secara keseluruhan.

Sejatinya, dukungan suami bukanlah sekadar respons atas kondisi sulit, tetapi lebih sebagai bagian dari komitmen dan perencanaan dalam perjalanan mengasuh anak. Dengan pemahaman yang lebih baik akan peran bersama ini, diharapkan masyarakat dapat memberikan dukungan yang lebih luas dan terbuka kepada keluarga dalam menjalani peran mereka dalam memberikan ASI dan perawatan bagi anak-anak mereka.

Persiapkan masa depan si kecil dengan penyimpanan ASI perah yang tepat. Sewa freezer ASI sekarang dan berikan fondasi yang kuat untuk pertumbuhannya!